Jumat, 22 Januari 2010

Musik dalam Dunia Pendidikan

Di dalam pendidikan, musik menduduki posisi tertinggi karena tidak ada satu pun disiplin yang dapat merasuk ke dalam jiwa dan menyertai dengan kemampuan bertahap melebihi irama dan harmoni” Plato (427-347 SM).

Lebih dari sekadar hiburan, keberadaan musik telah lama menjadi area penting dalam dunia pendidikan.

Berkaitan dengan disiplin ilmu dalam pendidikan kualitas sumber daya manusia, tulisan ini akan berupaya mengurai bagaimana hubungan musik dalam dunia pendidikan.

Apakah musik itu?
Kendati definisi musik masih menjadi bahan perdebatan ahli, namun Suka Hardjana, seorang musikolog, telah berupaya menjelaskan. Pendapatnya mengenai musik secara etimologi ialah perkataan musik dalam Bahasa Yunani: m u s i k e.

Perkataan ini berasal dari kata m u s e m u s e, yakni sembilan Dewa-dewi Yunani yang berada di bawah Dewa Apollo. Dewa yang melindungi seni dan ilmu pengetahuan.

Dalam mitologi Yunani orang pun percaya bahwa musik adalah suatu keindahan yang terjadinya berasal dari kemurahan hati para Dewa. Sebagai hadiah kepada manusia, yang biasa disebut atau dikenal dengan bakat. Musik juga terjadi oleh karena akal budi manusia dalam bentuk teori dan ide yang konsepsional dalam setiap kebudayaan masyarakat.

Sedangkan secara definitif, musik adalah ilmu atau seni menyusun nada dan suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan.

Di sini dapat kita cermati penggalan kalimat 'ilmu atau seni menyusun nada dan suara' yang berarti diperlukan pembelajaran bahkan pendidikan untuk memahami nada atau suara tersebut.

Pentingnya Pendidikan Musik
Musik, dalam kategori musik seni tentu berbeda dengan seni musik pop. Sehingga masyarakat penikmat musik pop ini agaknya seringkali dibuat mabuk kepayang. Bukankah sudah menjadi hal biasa dalam pandangan masyarakat kita yang lebih tertarik dengan musik pop (band) daripada mengapresiasi pertunjukan musik seni, baik itu tradisi seni musik klasik Barat ataupun musik etnis yang ada dalam Kebudayaan Nusantara?

Bahkan anak-anak usia 7-12 tahun jaman sekarang ini lebih pandai menghapal lagunya Ratu, Nidji, Radja, ST 12, dll., daripada menyanyikan lagu 'Ilir-ilir', 'Gundhul-gundhul Pacul', 'Naik Delman', 'Becak Fantasi' apalagi 'Bagimu Negeri' maupun 'Indonesia Pusaka'. Di sinilah letak pentingnya keberadaan pendidikan musik, yakni untuk mengantisipasi keseragaman selera masyarakat dalam kebudayaan manusia yang sedang berlangsung.

Dan melalui pendidikan musik bagaimana dapat mencegah budaya instan ataupun pendewasaan terlalu dini, yang mudah dikonsumsi oleh anak-anak. Dengan seringnya mereka menyanyikan lagu bertema dilema cinta orang dewasa akibat pengkonsumsian raksasa melalui produk virus televisi.

Dengan membanjirnya musik pop di manapun dan kapanpun membuat pendengar menjadi infantil, pasif dan bersikap afirmatif. Daya apresiasi tumpul dan cenderung menikmati musik secara hedonis, tutur Theodor W. Adorno. Persoalan tersebut jelas berlawanan dengan konsep idealisasi pendidikan. Musik di dalam pendidikan adalah musik yang dapat memberi pembinaan pada peserta didiknya.

Barangkali juga perlu diketahui bersama bahwa pendidikan musik itu bukan melulu berbicara mengenai bagaimana cara memainkan instrumen dengan piawai. Dapat memainkan alat musik secara piawai memang salah satu tujuan dalam pembelajaran musik, akan tetapi bukan itu yang terpenting. Dasar dari pendidikan musik adalah bagaimana penanaman rasa musikal pada peserta didik dapat tercapai.

Rasa musikal itu dapat diartikan dengan meningkatnya kepekaan rasa keindahan pada individu, lahirnya sikap toleransi (tepasarira) yang tinggi, mudah dalam bekerja-sama (ensembleship), dapat meningkatkan ekspresi individual sekaligus bagaimana meningkatkan rasa percaya diri personal itu dapat tercapai.

Maka dari itu pendidikan musik layak diterapkan sejak jenjang pendidikan dasar dengan benar. Dan bukan sebagai kurikulum pelengkap yang terkesan menjadi “barang eksklusif”. Minimal siswa—apalagi guru, tidak buta sama sekali dengan nada berikut notasinya. Guru musik yang baik itu guru yang dapat menanamkan rasa penghayatan pada siswa dari lagu notabene banyak mengandung kualitas nilai yang bermoral.

Kenapa pendidikan musik menjadi penting untuk diterapkan pada jenjang pendidikan dasar sekalipun?

“Pelajaran gending tidak hanya diperlukan untuk mencari pengetahuan serta kebisaan memainkan gending saja, tetapi juga untuk membangkitkan hidup kebatinan. Karena gending selalu menuntun rasa berirama, menghidupkan rasa keindahan, mengheningkan rasa kesusilaan.

Di tanah Barat para pemuka agama dan gereja mengetrapkan daya kekuatan gending, sebagai pembuka rasa kebatinan, serta sebagai pengasah budi yang menjadi dasar tajamnya cipta, halusnya rasa dan kuatnya karsa,” demikian penjelasan bapak pendidikan kita Ki Hadjar Dewantara.

Manfaat Pendidikan Musik
Banyak manfaat yang bisa didapat dari pelajaran musik terkait dalam dunia pendidikan. Terlepas musik itu berakar dari budaya manapun hendaknya kita bukan lalu menampik begitu saja, kalau itu baik untuk kemajuan kualitas sumber daya manusianya, kenapa tidak dikembangkan. Karena pada dasarnya musik itu bersifat universal. Semua orang berhak menikmati bahkan kalau perlu ikut merasakan manfaat musik.

Hongaria memiliki bapak pendidikan berjiwa nasionalis cukup tinggi seperti Ki Hadjar, ialah Zoltan Kodaly. Metode pendidikan musik Kodaly bertujuan untuk memajukan rakyatnya. Menurutnya, literatur musik dalam pendidikan adalah sesuatu yang bisa dinikmati banyak orang. Ia berpendapat dasar pendidikan dari pelajaran musik yakni bernyanyi dengan benar, tidak sumbang.

Selain sebagai bentuk pengajaran musik, metode Kodaly terbukti dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui nyanyian. Lebih dari itu, Howard Gardner (1983), seorang psikolog kognitif dari universitas Harvard yang berhasil mengembangkan teori kecerdasan jamak (multiple intelligence) berpendapat, inteligensi musik mungkin lebih banyak mengandung aspek emosi, spiritual dan budaya daripada inteligensi lainnya.

Tetapi yang terpenting musik dapat membantu sebagian orang untuk mengorganisir cara berpikir dan bekerja sehinggga membantu mereka berkembang dalam hal matematika, bahasa, dan kemampuan spasial. Tutur Gardner dengan nada penuh keyakinan. Pernyataan tersebut mungkin dapat mempertegas betapa berartinya peranan musik dalam dunia pendidikan.

Apalagi dalam perkembangan informasi mutakhir saat ini musik menempati salah satu ikon penting sebagai pengkonsumsian massa dalam peradaban dunia (selain film dan sepak bola). Dan dapat menjadi penyambung rasa antar berbagai negara, sebagai diplomasi dalam kebudayaan bangsa.

Oleh sebab itu hal yang bukan mustahil jika pemerintah pada sektor Pendidikan dan Kebudayaan bisa lebih memperhatikan. Guna membenahi pendidikan musik di negeri ini. Khususnya para pengembang kurikulum pelajaran seni musik di lini pendidikan dasar. Sebab tentunya kita dapat mengambil pelajaran dari negara-negara maju yang menempatkan kurikulum musik sejajar dengan disiplin ilmu yang lain.

Seperti misalnya: pendidikan, ilmu pengetahuan, seni berikut teknologi itu berjalan seiring dengan kehidupan musik mereka yang diterapkan dengan baik dan benar sejak pendidikan dasar. Dengan demikian harapan Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud. Mencetak generasi penerus yang unggul dan berkualitas. Bukan generasi snob yang mudah terbawa arus dari luar, dan gemar tawuran. Sekian.

Referensi Bacaan
Hardjana. Estetika Musik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Tidak diperjual-belikan. 1983.

Djohan. Psikologi Musik. Buku Baik. Yogyakarta. 2003.

Sumarsam. Gamelan: Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal di Jawa. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2003.

Budiarto. Musik Modern dan Ideologi Pasar. Tarawang Press. Yogyakarta. 2001.

sumber gambar: bee-piano.blogspot.com